Ilmu Fisika dalam Al-Qur’an: Jejak Optika Geometri dalam Ayat-Ayat Suci

Siapa sangka, ayat-ayat Al-Qur’an ternyata banyak sekali memuat isyarat tentang fenomena optika geometri. Dalam penelitian Hikmah Maulidina, mahasiswa Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga dengan pembimbing Joko Purwanto, M.Sc., ditemukan setidaknya 17 ayat yang membicarakan berbagai konsep cahaya, pemantulan, pembiasan, hingga bayangan. Penemuan ini sekaligus menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidak hanya berbicara soal spiritualitas, tetapi juga memiliki keterkaitan erat dengan ilmu pengetahuan, termasuk fisika.

Dari hasil kajian, ayat-ayat yang berkaitan dengan cahaya misalnya terdapat dalam QS An-Nur (24): 35 yang terkenal dengan istilah Ayat Cahaya, juga QS Al-Insyiqaq (84): 16, QS Al-An’am (6): 1, dan QS Al-An’am (6): 122. Sementara itu, konsep pemantulan bisa ditemukan dalam QS Nuh (71): 16, QS An-Naba (78): 13, QS Al-Furqan (25): 61, QS Yunus (10): 5, serta QS Al-Kahf (18): 17.

Lebih jauh lagi, fenomena pembiasan cahaya ternyata juga ada dalam QS An-Nur (24): 39 yang menggambarkan fatamorgana di padang pasir. Lalu, ide tentang ukuran indeks bias dapat dikaitkan dengan QS Al-Qamar (54): 49, QS Maryam (19): 94, serta QS Al-Furqan (25): 2 yang menekankan keteraturan hukum alam. Sedangkan konsep bayangan diuraikan dalam QS An-Nahl (16): 48, QS Al-Furqan (25): 45–46, dan QS Ar-Ra’d (13): 15.

Temuan ini membuka wawasan baru bahwa Al-Qur’an dapat dijadikan sumber inspirasi dalam mempelajari sains modern. Melalui ayat-ayatnya, kita diajak untuk merenungi fenomena alam, memahami keteraturan ciptaan Allah, dan mengaitkannya dengan konsep-konsep ilmiah. Dengan begitu, belajar fisika, khususnya optika geometri, bisa menjadi lebih bermakna karena dipadukan dengan nilai-nilai spiritual yang mendalam.