Mengenal Gagasan Alam Semesta ala Stephen Hawking

Stephen Hawking, salah satu ilmuwan terbesar abad ke-20, punya dua gagasan besar tentang alam semesta. Ai Mega Maulida Rahayu, mahasiswa Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga dengan bimbingan Joko Purwanto, M.Sc., melakukan penelitian tentang hal tersebut. Pertama adalah gagasan klasik, yang berangkat dari teori Dentuman Besar (Big Bang). Menurut pandangan ini, alam semesta dimulai dari sebuah singularitas, lalu berkembang, dan kelak bisa berakhir pada dua kemungkinan: runtuh kembali dalam Big Crunch atau masuk ke dalam singularitas lubang hitam. Skenario ini berlaku bila teori relativitas terbukti benar dan jumlah materi di alam semesta sesuai dengan hasil pengamatan sekarang.

Gagasan kedua adalah versi modern yang lebih revolusioner. Di sini, Hawking meniadakan singularitas di awal maupun akhir alam semesta. Ia memperkenalkan konsep waktu imajiner, sebuah cara pandang baru di mana waktu bisa dipandang seperti dimensi ruang. Dengan analogi bola dunia, ia menggambarkan alam semesta sebagai permukaan empat dimensi yang tak memiliki awal maupun akhir. Artinya, peristiwa di alam raya dapat berlangsung terus-menerus dalam sebuah siklus yang berulang.

Dua gagasan ini tidak hanya memengaruhi dunia fisika, tetapi juga ranah filsafat. Dalam pandangan Hawking, “Tuhan” tidak lagi dimaknai sebagai entitas agama, melainkan sebagai hukum-hukum alam dan sains itu sendiri. Ia berpendapat bahwa yang terpenting bukanlah memperdebatkan waktu nyata atau waktu imajiner, melainkan bagaimana sains bisa memberi penjelasan terbaik tentang fenomena alam. Di titik ini, Hawking memisahkan agama dan sains, dengan alasan bahwa dogma agama bisa menjadi batas bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Meski demikian, pemikiran Hawking tetap punya nilai edukatif yang besar. Bagi siswa SMA, gagasan ini bisa menjadi pintu awal mengenal fisika modern, sekaligus memperkaya wawasan tentang bagaimana alam semesta dipahami melalui sains. Tidak hanya sekadar teori rumit, pandangan Hawking memberi inspirasi bahwa ilmu pengetahuan selalu bergerak maju untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang asal-usul dan nasib akhir jagat raya.