Menggali Satuan Tradisional Jawa: Dari Depa hingga Bedhug

Siapa sangka, sebelum sistem metrik modern dikenal luas, masyarakat Jawa sudah memiliki sistem pengukuran sendiri yang sangat kaya dan beragam. Penelitian Marsono, mahasiswa Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga dengan pembimbing Rachmad Resmiyanto, M.Sc., menemukan bahwa dalam kebudayaan Jawa terdapat satuan-satuan tradisional yang digunakan untuk mengukur panjang, luas, volume, massa, hingga waktu. Satuan ini bukan sekadar angka, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang erat kaitannya dengan pertanian, perdagangan, arsitektur, bahkan kesenian dan upacara adat.

Untuk satuan panjang, misalnya, masyarakat Jawa menggunakan istilah seperti depa, jengkal, hasta, dan kilan—semuanya mengacu pada ukuran tubuh manusia. Sedangkan untuk luas lahan pertanian dikenal istilah bau, paron, tegal, hingga tampah haji. Pada besaran volume, istilah seperti catu, sukat, kendhil, hingga bathok menggambarkan wadah tradisional yang digunakan untuk menakar kebutuhan sehari-hari. Tidak kalah menarik, satuan massa seperti pikul, kati, tahil, dan kupang menjadi bagian penting dalam sistem perdagangan tradisional.

Sementara itu, satuan waktu dalam kebudayaan Jawa menawarkan kekhasan tersendiri. Alih-alih angka jam seperti sekarang, masyarakat Jawa dahulu merujuk pada tanda-tanda alam dan aktivitas sehari-hari. Ada istilah bhedug, kesuk, magrib/surup, hingga jago kluruk sepisan (ayam berkokok pertama) sebagai penanda waktu. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran waktu bukan sekadar teknis, tetapi juga terkait erat dengan ritme kehidupan, tradisi keagamaan, dan budaya lokal.

Hasil penelitian ini menegaskan bahwa konsep pengukuran tradisional Jawa berkembang sesuai kebutuhan nyata masyarakatnya. Sistem satuan ini digunakan untuk mengukur lahan pertanian, menentukan takaran perdagangan, menyusun bangunan, mengatur gerakan tari, hingga menentukan hadiah dalam upacara adat. Dengan demikian, satuan tradisional Jawa bukan hanya warisan kebudayaan, melainkan juga bukti kreativitas dan kearifan lokal dalam memahami serta mengatur kehidupan sehari-hari.